Sabtu, 30 Juli 2016

Sanjungan syair dan Air mata

Suasana haru saat malam terakhir penutupan konferensi, Maulana Habib Luthfi disanjung dan didoakan oleh Syeikh Ahmad Tijani melalui Syair. Habibana pun tak kuasa menahan tangis dan memeluk para Syeikh sepuh. Suara tangispun bergemuruh, Kami yang mendengarkan syair tak kuasa menahan tangis terlebih...
Lainnya

Irfan harits

Hasil Konfresi Internasional JATMAN

Konferensi Ulama Internasional bertajuk Bela Negara yang berlangsung, Rabu-Jumat (27-29/7) di Pekalongan dan ditutup, Jumat (29/7) di Gedung Kanzus Sholawat menghasilkan 15 konsensus (kesepakatan) ulama terkait bela negara dan berbagai problem dunia Islam. Kegiatan yang digelar JATMAN dan Kemenhan ini diikuti oleh sejumlah ulama, intelektual, dan akademisi dari 40 negara di dunia serta ratusan ulama dari Indonesia.

15 Konsensus tersebut dibacakan oleh ulama asal Syiria Syekh Muhammad Adnan Al-Afyuni. Dalam prakatanya, Syekh Afyuni menyampaikan bahwa konferensi telah berlangsung dengan sejumlah sidang pembahasan secara ilmiah dan dialog, di mana telah dibahas pentingnya bela negara, melindungi negara dan mengembangkan negara serta menjaga stabilitas dan pertumbuhannya.

“Juga penting hidup rukun di seluruh negara-negara peserta serta pentingnya menyebarluaskan rasa cinta perdamaian, kerja sama, saling bahu-membahu atas dasar fiqih dan legalitas agama kita yang berlandasakan kepada teks-teks agama Islam yang hanif dan ajaran-ajarannya dari para ulama salafus sholeh,” urai ulama yang menjabat Mufti Damaskus ini.

Berikut 15 konsensus hasil Konferensi Ulama Internasional di Pekalongan yang disusun oleh sekitar 69 ulama dan intelektual dari 40 negara:

1. Ajaran Islam yang lurus dengan nilai-nilai keimanan dan moral merupakan jaminan satu-satunya dan merupakan tameng yang kokoh untuk keselamatan negara dan kebahagian manusia dimana di dalamnya terdapat pendidikan yang berlandaskan kepada ketuhanan yang mengajarkan  keadilan menuju kepada kebenaran dan membawa kita kepada jalan yang lurus yang diridhoi Allah SWT.

2. Seluruh warga negara di seluruh dunia apapun latar belakang mereka itu, wajib ikut serta memuliakan negerinya  dan mereka ikut serta di dalam memikul tanggung jawab dan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama apapun latar belakang keyakinan dan ras mereka  tanpa membedakan satu sama lain. Mereka semua adalah saudara di dalam negara, bangsa dan kemanusiaan dalam memikul tangung jawab tanah airnya.

3. Perbedaan warna kulit ras dan suku merupakan sunnah dari Allah SWT pada manusia merupakan keanekaragaman yang memperkaya dan saling menyempurnakan satu sama lain tanpa ada yang dibeda-bedakan dan semuanya hidup satu tanah air dan di tengah kebhinekaan dengan semangat persaudaraan, kerja sama dan saling hormat-menghormati.

4. Pendidikan Islam yang agung serta syariat dan risalah yang ada di muka bumi mengajak beribadah dan menyembah Allah dan berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT dan mengajak untuk menyebarkan kecintaan, saling kasih sayang dan keadilan kepada seluruh manusia serta mengajak kepada pemerintahan di dunia untuk merealisasikan keadilan sosial dan melindungi hak-hak manusia secara utuh.

5. Tanggung jawab bela negara adalah kewajiban seluruh warga negara secara individu tanpa ada pengecualian. Siapa pun yang tidak membela negaranya, dia tidak berhak hidup di negaranya.  

6. Pengertian jihad yang biasa dikenal dengan berperang untuk mempertahankan negara dan tanah airnya mempunyai syarat-syarat yang sangat ketat terutama syarat syariah yang tidak boleh dilanggar sehingga pengertian jihad tidak disalahgunakan untuk merusak dan berbuat keonaran yang merugikan orang lain dan harus diyakini bahwa jihad harus dilaksanakan di bawah bendera negara dimana kita berada.

7. Bela negara memiliki dimensi yang beragam melebihi dari sekadar mempertahankan negara dalam suatu pertempuran. Bela negara termasuk merealisasikan semua program-program yang terkait dengan keamanan, ekonomi, pendidikan dan lain-lain  yang harus dilaksanakan oleh setiap individu  sesuai posisinya masing-masing.

8. Konferensi bela negara menyatakan, setetes darah haram dikucurkan dan haram membunuh manusia yang tidak bersalah termasuk melakukan perusakan fasilitas umum, infrastruktur dan institusi dengan alasan apapun.

9. Pentingnya bekerja sama antar institusi dan ormas untuk merealisasi tujuan positif yang berkaitan dengan pembelaan kesejahteraan masyarakat.

10. Pentingnya menjaga persatuan Islam untuk mencapai integritas dan kesempurnaan yang dapat direalisasikan oleh seluruh negara muslim yang saling menguntungkan dan menukar pengalaman yang kemanfaatannya dapat dirasakan oleh warga negara.

11. Pentingnya menyelesaikan problem yang dihadapi oleh kaum muda dan mencari penyelesaiannya dalam bentuk dialog yang konstruktif untuk menjamin tidak terjadi penyimpangan pola pikir dengan cara mencegah dan membina mereka ke jalan yang benar dengan melibatkan para ulama, lembaga dakwah  dan akademisi.

12. Pentingnya melibatkan dan menjalin kerja sama dengan media masa nasional yang konstruktif untuk melakukan penyuluhan dan pembinaan dalam rangka memerangi pemikiran-pemikiran yang dapat merusak pemuda dan umat manusia.

13. Dibentuk badan thariqah tingkat dunia untuk menjadi tempat mencari penyelesaian dan solusi masalah umat secara damai sekaligus tempat pertemuan secara periodik.

14. Pentingnya membentuk komite tindak lanjut dari hasil hasil konferensi disamping pemikiran-pemikiran penting melalui para ulama yang hadir dituangkan dalam satu majalah secara periodik agar dapat dimanfaatkan dan dibaca oleh masyarakat.

15. Bahwa seluruh peserta konferensi memohon kepada Allah SWT kiranya kegiatan yang telah dilangsungkan diberkahi dan seluruh penyelenggara serta rakyat Indonesia dilindugi oleh-Nya, kemudian dapat memberikan stabilitas keamanan di Negara-negara yang sedang dilanda konflik khususnya di Timur Tengah.

Kegiatan penutupan konferensi ini ditutup oleh pidato Syekh Muhammad bin Muhammad Rajab Deeb (Syiria). Dalam pidatonya, Syekh Rajab mengusulkan penambahan satu poin konsensus, yaitu memberdayakan peran perempuan di segala lini kehidupan. Karena dia memandang perempuan juga unsur penting dalam upaya bela negara. Lagi pula menurutnya, Islam tidak pernah mendiskriminasi perempuan di atas laki-laki.

Jumat, 29 Juli 2016

SEJARAH SINGKAT JATMAN



Jam'iyah ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyah adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mengamalkan thariqah.
Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabarah An Nahdliyyah merupakan organisasi keagamaan sebagai wadah pengamal ajaran Thoriqoh Al Mu’tabarah, yang merupakan salah satu pilar dari ajaran Islam Ala Ahlussunah Wal Jama’ah yang telah dirintis dan dikembangkan oleh para salafus shalihin, yang bersumber dari Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Malaikat Jibril Alaihi Salam atas petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanad yang muttasil.
Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah merupakan suatu sarana bagi para Mursyidin/Khalifah, untuk lebih mengefektifkan pembinaan terhadap para murid yang telah berbaiat sekaligus sebagai forum untuk menjalin ukhuwah antar sesama penganut ajaran Thoriqoh dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan dan keihlasan didalam amaliyah ubudiyyah serta meningkatkan rabithah terhadap guru Mursyid / Khalifah
Thariqah ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah SWT melalui tahapan-tahapan/maqamat.
Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, pertama ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan.
Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufi yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah, ribath atau pondok pesantren, perguruan, atau khalaqah,
Dinamakan thariqah maksudnya menjalankan Agama Islam dengan lebih hati-hati dan teliti sebagaimana menjauhi perkara yang masih syubhat dan melaksanakan keutamaan-keutamaan sesudah kewajiban-kewajiban pokok, seperti mengerjakan sholat tahajjud dan sholat sunnat rowatib dan lain sebagainya. Disertai dengan kesungguhan dalam mengerjakan ibadah dan riyadlah, misalnya berpuasa pada hari Senin dan hari Kamis, rajin membaca Al Qur'an, membaca sholawat Nabi, dzikir, tasbih, istighfar dan lain sebagainya.
Dinamakan Al Mu'tabarah itu karena semua amalannya (thariqahnya) bersambung (muttasil) sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW. Yang mana beliau menerima dari Malikat Jibril AS. Dan Malaikat Jibril dari Allah SWT.
Jam'iyah ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyah didirikan di Tegalrejo Magelang 20 Rojab 1377 / 10 Oktober 1

Minggu, 10 Juli 2016

Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.[1]. Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok mungkin berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut surau.[2] Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.